Keindahan alam sekitar dapat Moms dan Dads ungkapkan melalui berbagai cara, mulai dari foto, video hingga kata-kata, seperti puisi. Lihat contoh puisi alam di sini, yuk!
Sesuai dengan pengertiannya, puisi merupakan sebuah karya sastra yang berisikan ungkapan atau tulisan sang penyair yang dikemas menggunakan bahasa yang indah.
Umumnya bahasa dan kalimat pada puisi disusun dengan struktur rima dan irama dalam setiap baitnya.
Dengan begitu puisi alam merupakan sebuah karya sastra dengan kata-kata yang indah dalam upaya penggambaran suasana alam atau pemandangan alam yang cantik.
Pembuatan atau pembacaan puisi tema alamĀ saba sport dapat membantu Moms dan Dads untuk mengambarkan pemandangan yang indah.
Bagi Moms yang sedang mencari contoh puisi alam, yuk intip!
Aneka Puisi Alam
Membacakan puisi alam terasa sangat indah, hal ini karena penggambaran momen dan pemandangan yang indah dapat terlihat sangat istimewa bagi pendengarnya.
Berikut ini beberapa contoh puisi alam yang bisa Moms atau Dads gunakan untuk mengungkapkan pemandangan indah atau suasana alam:
1. Hutan Karet (Karya Joko Pinurbo)
Daun-daun karet berserakan
Berserakan di hamparan waktu
Suara monyet di dahan-dahan
Suara kalong menghalau petang
Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan
Berloncatan di semak-semak rindu
Dan sebuah jalan melingkar-lingkar
Membelit kenangan terjal
Sesaat sebelum surya berlalu
Masih kudengar suara bedug bertalu-talu
2. Hujan Bulan Juni (Karya Sapardi Djoko Damono)
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
3. Derai-Derai Cemara (Karya Chairil Anwar)
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
4. Akulah Si Telaga (Karya Sapardi Djoko Damono)
Akulah si telaga: berlayarlah di atasnya
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma
Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
Perahumu biar aku yang menjaganya
5. Senandung Daun (Karya Yudhistira ANM Massardi)
Dalam gerak lambat
Cinta hinggap di daun
Menjadi madu kupu-kupu
Dan jejak embun
Membasahi jemarimu
Hingga pagi merambat
Memutihkan semua niat
Yang dimimpikan malam
Ketika bulan bersinar
Hingga duka pudar
Sebelum kokok ayam
Dalam gerak lambat
Cinta membuat gambar
Dengan hijau dan kuning
Memadu hening dan bening
Pada kedua bola mata
Seperti cinta pertamamu
Bunga lily dan melati
Dua puisi yang menyanyi
Dengan mawar pada pipi
Sepasang bibir yang tersenyum
Di setiap helai daun.