Taufiq Ismail menjadi salah satu penyair ternama asal Indonesia.
Meski karyanya telah disusun belasan tahun yang lalu, puisi Taufiq Ismail ini masih terus bergema di hati masyarakat Indonesia.
Berikut lima puisi karya Taufiq Ismail:
Dengan Puisi, Aku
Dilansir dari buku Pembelajaran Puisi, Apresiasi dari Dalam Kelas (2020) oleh Supriyanto, salah satu puisi Taufiq Ismail yang populer adalah “Dengan Puisi, Aku”.
Dengan puisi, aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi, aku ercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi, aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Baca juga: Makna Puisi Takut 66 Takut 98 Karya Taufiq Ismail https://pokdarwispariangan.com/
Dengan puisi, aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi, aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi, aku berdoa
Perkenankanlah kiranya.
Karangan Bunga
Berikut isi puisi Taufiq Ismail yang berjudul Karangan Bunga, dikutip dari buku Kutunggu Kamu di Cisandane: Antologi Puisi Esai (2012) oleh Ahmad Gaus:
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
“Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami turut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi.”
Baca juga: Makna Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail
Kembalikan Indonesia Padaku
Puisi Taufiq Ismail yang populer lainnya adalah Kembalikan Indonesia Padaku. Berikut isi puisinya yang dikutip dari buku Yuk, Nulis Puisi (2018) karya Tjahjono Widarmanto:
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya
Kembalikan Indonesia padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong
Siang malam dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 watt
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan
tenggelam lantaran berat bebannya
kemudian angsa-angsa berenang di atasnya
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 watt
sebagian putih dan sebagian hitam yang menyala bergantian
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih
yang berenang-renang sambil main pingpong
di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 watt ke dasar lautan
Kembalikan Indonesiaku
Baca juga: Makna Puisi Dengan Puisi, Aku Karya Taufik Ismail
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong
Siang malam dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 watt
Sebagian berwarna putih dan sebagian hitam
yang menyala bergantian
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga
Kembalikan Indonesia padaku.
Doa
Berikut isi puisi Taufiq Ismail yang berjudul Doa:
Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun-tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin
Baca juga: Makna Puisi Buah Rindu 1 Karya Amir Hamzah
Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan asma-Mu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisan-Mu
Ampunilah kami
Ampunilah
Amin.
Kerendahan Hati
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar! Tetapi belukar yang baik yang
tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar
Jadilah saja rumput!
Tetapi rumput yang memperkuat tanggul di pinggir jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil!
Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten!
Baca juga: 5 Puisi Karya Chairil Anwar yang Populer
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Tentu harus ada awak kapalnya!
Jadilah saja dirimu
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri.